Katanya, zaman sekarang kita hidup di dua dunia.
Punya dua kepribadian di dua realita yang berbeda.
Dunia maya dan nyata.
Ya.
Di social media dan di kehidupan sehari-hari kita.
Di dunia maya, kita cenderung membentuk citra, menyajikan pribadi ideal sesuai dengan apa yang ingin kita perlihatkan pada dunia.
Di dunia nyata, kita tidak bisa 'memalsukan' sikap kita, orang lainlah yang menilai seperti apa kita.
Membentuk citra? Sesuatu yang positif? Atau negatif?
Menurut saya, selama tidak berpura-pura itu tidak apa-apa.
Bisa saja dengan membentuk citra, kita dapat mengubah kebiasaan buruk kita.
Bisa saja citra ideal yang kita bentuk terbawa hingga ke kehidupan sehari-hari kita, mengubah pola pikir dan sifat jelek kita.
Begitu pun dengan saya.
Namun, dua dunia saya bukan dunia maya dan dunia nyata.
Satu dunia kecil bernama keluarga, dan satu dunia luas bernama lingkungan pergaulan.
Saya adalah saya yang sebenarnya di depan keluarga, bersikap dan berpikir sesuka hati saya.
Namun, saya membentuk citra yang lain di depan siapa pun yang bukan keluarga, bersikap sesuai apa yang mereka ekspektasikan, dan apa yang saya ingin mereka nilai dari saya.
Tak jarang, mereka sering tertipu pada mata dan kesan pertama.
Ada yang menyangka saya extrovert dan ceria, ada pula yang menyangka saya intelek.
Padahal, saya yang sebenarnya, jauh dari penilaian mereka.
Tertutup, suram, dan punya pemikiran yang abstrak. Dan mungkin agak dangkal.
Namun, lagi-lagi membentuk citra ada baiknya.
Bisa meningkatkan ekspektasi orang lain tentang diri kita.
Kemudian menjadi motivasi kita untuk berubah, menjadi apa yang kita ingin dunia lihat tentang kita.
Asal jangan picik saja.
Membentuk citra hanya demi kepentingan pribadi semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar