Hal pertama yang saya rasakan saat kembali ke dunia nyata pagi ini.
Realita saya yang lain, yang baru saja saya alami menimbulkan tanda tanya yang menggelitik.
Sebenarnya sesuatu yang biasa, bertemu dengan orang yang saya kenal, Sangat saya kenal.
Senior saya di kampus yang berasal dari daerah yang sama dengan saya.
Yang luar biasa adalah, perasaan saya yang tiba-tiba menjadi beda saat saya bertemu dia di dunia kedua saya semalam.
Orang ini, kenyataannya saya tidak terlalu menaruh simpati pada attitudenya.
Pun sedikit kekaguman atas keprofesionalitasannya, tidak begitu berpengaruh pada perasaan dan pandangan saya terhadap attitudenya. Semuanya biasa saja.
Namun entah kenapa, semalam kami begitu asyik membagi tawa berdua.
Seperti larut dalam keromantisan yang ada.
Rasanya begitu kuat dan nyata.
Sebenarnya ini bukan kali pertama dia datang dalam realita lain saya.
Beberapa mimpi sebelumnya, kami juga sempat berbagi cerita.
Namun, tak kelihatan mesra.
Juga tak ada yang beda.
Kenyataannya, saya jarang bertemu orang ini.
Memang sempat dekat dan suka, tapi itu hanya sekedar terbawa suasana saja.
Selebihnya tak ada apa-apa.
Tapi, kenapa tadi malam beda?
Ada debar dan getar yang tidak sama.
Ada euforia yang tak terkata.
Jika mimpi adalah refleksi dari perasaan terpendam saya, benarkah perasaan saya terhadap dia seperti itu?
Tapi, logika saya menolak.
Toh tiap bertemu dia saya biasa saja.
Tak ada rasa apa-apa.
Jadi sebenarnya apa?
Ah sudah tak usah dipikirkan.
Semoga nanti malam saya tak perlu bertemu dia.
Semoga saja.
Orang ini, kenyataannya saya tidak terlalu menaruh simpati pada attitudenya.
Pun sedikit kekaguman atas keprofesionalitasannya, tidak begitu berpengaruh pada perasaan dan pandangan saya terhadap attitudenya. Semuanya biasa saja.
Namun entah kenapa, semalam kami begitu asyik membagi tawa berdua.
Seperti larut dalam keromantisan yang ada.
Rasanya begitu kuat dan nyata.
Sebenarnya ini bukan kali pertama dia datang dalam realita lain saya.
Beberapa mimpi sebelumnya, kami juga sempat berbagi cerita.
Namun, tak kelihatan mesra.
Juga tak ada yang beda.
Kenyataannya, saya jarang bertemu orang ini.
Memang sempat dekat dan suka, tapi itu hanya sekedar terbawa suasana saja.
Selebihnya tak ada apa-apa.
Tapi, kenapa tadi malam beda?
Ada debar dan getar yang tidak sama.
Ada euforia yang tak terkata.
Jika mimpi adalah refleksi dari perasaan terpendam saya, benarkah perasaan saya terhadap dia seperti itu?
Tapi, logika saya menolak.
Toh tiap bertemu dia saya biasa saja.
Tak ada rasa apa-apa.
Jadi sebenarnya apa?
Ah sudah tak usah dipikirkan.
Semoga nanti malam saya tak perlu bertemu dia.
Semoga saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar