Kamis, 28 November 2013

Puisi Dini Hari

Tetiba bangun dari mimpi
Aku merasa sunyi... sepi sekali.
Kecuali suara ngaji
Yang bergaung Agung dari Rumah Tuhan
Bersahutan
Dan detak jarum jam dinding
Yang seirama dengan denyut nadi

Kosong dan bosan
Mengapa cepat sekali datang?
Pada apa pun aku tak tahu
Mungkin aku hanya ingin pulang?
Bersua dengan orangtua
Berbagi tawa dengan saudara
Dan berlabuh ke pelukan mereka


Atau mungkin
Yang aku butuhkan hanya mengadu pada Tuhan
Mengucap syukur dan merenungi kesalahan
Semoga mendapat pencerahan
Dan lekas pergi, bosan!


(Terbangun dari mimpi absurd yang abstrak)


Selasa, 12 November 2013

Sebelas

Sudah sebulan lalu, sejak kita sama-sama tahu, apa yang hati kita mau.
Sudah banyak cerita dan hal indah yang saya rasa, meski kita belum lama.
Perasaan kita sederhana dan apa adanya.
Bahkan, hanya duduk diam berdua sudah cukup untuk membuat saya tersenyum bahagia.

Dee pernah berkata:
"Seseorang seharusnya memutuskan bersama orang lain karena keutuhannya tercermin,
bukan ketakutannya akan sepi."
Dan saya yakin memutuskan untuk bersama kamu saat sudah terbiasa sendiri itu memang karena saya merasa kamu adalah potongan-potongan puzzle yang melengkapi saya.

Seperti yang kamu bilang, kita tidak butuh kesempurnaan.
Ya.
Saya tidak butuh kesempurnaan. Saya butuh kamu, yang melengkapi keutuhan.

Bersama kamu, saya belajar banyak.
Berbagi pengetahuan dan pengalaman, juga cinta.
Bersama kamu, saya menjadi lebih bersemangat.
Kamu menjadi motivasi saya untuk mengembangkan diri.

Kamu, pengingat mimpi dan sumber inspirasi.



Terima kasih, untuk sebulan penuh cerita ini.
Semoga cerita ini tidak terhenti.
Dan kita akan selamanya bahagia seperti ini.




11 November 2013



Jumat, 01 November 2013

Saya pernah berkata, saat hati sudah siap untuk jatuh cinta berarti harus siap untuk melepaskannya.
Tapi, yang terjadi malah sebaliknya.



Semakin ke sini, rasa takut kehilangan itu semakin ada.